Jumat, 07 November 2014

MAKALAH TENTANG PERPUSTAKAAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Berbagai usaha yang dilakukan oleh guru atau pengelola pendidik untuk lebih meningkatkan serta mendukung proses belajar agar lebih efektif dan efisien. Meskipun banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan atau hasil belajar. Salah satunya yang terkait dengan sumber belajar. Banyak berbagai sumber yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai bagian dari layanan dalam memenuhi minat baca siswa serta sebagai sumber belajar bagi siswa dengan menyediakan bahan-bahan bacaan atau koleksi bahan pustaka serta informasi lainnya teruama yang berhubungan dengan materi pelajaran. Dilihat dari sisi pelayanan, perpustakaan masih belum dikelola secara profesional, dari sisi koleksi bahan pustaka, koleksi yang dimiliki masih belum lengkap ragam dan jenisnya sesuai kebutuhan siswa, serta kemampuan pengelola belum sesuai standar. Pentingnya keberadaan perpustakaan dalam menumbuhkan minat baca siswa , maka diperlukan perpustakaan yang dapat mengakomodir dan memfasilitasi kepentingan tersebut.
Banyaknya sumber belajar perlu dilestarikan serta dikelola, karena berperan untuk mendorong efektifitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan fungsi pengadaan/pengembangan media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Untuk itu diperlukannya upaya dalam peningkatan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar.Perpustakaan merupakan salah satu di antara sarana dan sumber belajar yang efektif untuk menambah pengetahuan melalui beraneka bacaan. Berbeda dengan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari secara klasikal di sekolah, perpustakaan menyediakan berbagai bahan pustaka yang secara individual dapat digumuli oleh peminatnya masing-masing. Tersedianya beraneka bahan pustaka memungkinkan tiap orang memilih apa yang sesuai dengan minat dan kepentingannya, dan kalau warga masyarakat itu masing-masing menambah pengetahuannya melalui pustaka pilihannya, maka akhirnya merata pula peningkatan taraf kecerdasan siswa itu. Kalau kita sepakat bahwa perbaikan mutu pendidikan ditentukan oleh meningkatnya taraf kecerdasan siswanya, maka kehadiran perpustakaan dalam suatu lingkungan sekolah niscaya turut berpengaruh terhadap teratasinya kondisi ketertinggalan siswa yang bersangkutan.
1.2 Tujuan Penulis
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.Untuk mengetahui perpustakaan sebagai sumber belajar
2.Untuk mengetahui manfaat perpustakaan sebagai sumbe belajar




1.3 Rumusan Masalah
Dari pendahuluan yang singkat di atas maka kali ini penulis mengangkat beberapa rumusan dari makalah ini, yang berupa di antaranya adalah
1. Teori Sumber Belajar
2. Manfaat  Perpustakaan
3 Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar
4. Faktor-faktor Pendudkung













BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Sumber Belajar
Teori belajar behavioristik : adalah sebuah teori yang dicetuskan  oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori.
 praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
 Secara tradisional, sumber belajar adalah guru dan buku paket. Padahal sumber belajar yang ada di sekitar sekolah, di rumah, di masyarakat sangat banyak. Sangat di sayangkan berbagai sumber belajar disekitar kita yang berlimpah-limpah tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sumber belajar tradisional adalah guru dan buku teks, dan untuk banyak guru (dan dosen) ini masih adalah cara utama untuk mengajar. Siapa atau apa saja sumber belajar itu? Tentu saja bukan guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Tapi apapun, baik lingkungan, nuansa, alat, bahan dan lain-lain bisa berfungsi sebaga sumber belajar.
Menurut konsep Teknologi Pendidikan, sumber belajar dapat meliputi (1) Orang (seperti guru, teman, tokoh, artis/selebritis, dll); (2) Bahan (seperti buku teks, modul, CD-ROM pembelajaran, VCD Pembelajaran, OHT, dll); (3) Alat (seperti komputer, LCD projector, peralatan lab, dll); (4) Lingkungan (baik lingkungan fisik seperti tata ruang kelas atau non fisik seperti nuansa, iklim belajar, hubungan antara guru dan siswa, dll); (5) Pesan; (6) Tehnik.
Itu semua merupakan sumber belajar. Jadi, dalam proses pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi atau di perusahaan tempat kerja, harus ada upaya atau harus ada sekelompok orang dengan keahlian, tugas dan tanggung jawab tertentu yang mampu menyulap sedemikian rupa semua sumber belajar tersebut agar optimal untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukanlah suatu institusi yang “secara konseptual” dinamakan sebagai Pusat Sumber Belajar. Pusat Sumber Belajar ini, atau apapun namanya adalah sekelompok orang plus sekretariat (atau bangunan) yang bertugas mengelola dan mengoptimalkan berbagai bentuk dan jensi sumber belajar, seperti disebutkan di atas, sedemikian rupa untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
Suatu lembaga pendidikan tidak mungkin dapat terselenggara dengan baik jika para guru dan para siswa tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

2.2 Manfaat  Perpustakaan
Perpustakaan merupakan kosa kata yang wajib disebutkan oleh seorang mahasiswa menjelang akhir masa studinya. Harus diakui, perpustakaan merupakan’sahabat’ mahasiswa pada saat-saat sulit seperti itu. Pada saat harga buku tak terjangkau bagi seorang mahasiswa perantauan yang memperjuangkan masa depan, hanya tumpukan buku-buku yang menemaninya di kamar kostnya. Nuansa khas perjuangan menyelesaikan tugas akhir seringkali begitu melekat dalam ingatan setiap mahasiswa perantauan. Bahkan situasi-situasi tertentu kadang mengingatkan kita pada nuansa tugas akhir ketika mencium aroma buku-buku baru ketika kita pergi ke toko buku.
Waktu telah mengantarkan si mahasiswa ke dunia yang berbeda. Dunia dimana setiap buah pikiran harus mampu diwujudkan berupa realitas, realitas yang bisa diukur, dihitung dan dilihat. Berbeda dengan dunia akademis yang selalu menghargai dan mengembangkan kreatifitas secara abstrak melalui tulisan. Situasi-situasi dalam dunia baru tersebut mengharuskan setiap konsep bisa dioperasionalkan melalui kerja nyata. Tanpa disadari, situasi itu sering kali menjadi prioritas dalam kehidupan seseorang sehingga dunia kreatifitas melalui tulisan berhenti dikembangkan bahkan benar-benar mandeg. Oleh sebab itulah bagi sebagian orang, seolah-olah buku hanya benar-benar dibaca dan dibutuhkan pada saat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. Sebuah ironi dan penyederhanaan atas makna ilmu pengetahuan dan juga bahasa tulis yang kontraproduktif dengan pembangunan budaya dan sains sebagai masyarakat yang beradab.
Sambungan kawat-kawat jaringan dan pemancar berfrekuensi tinggi nirkabel (wifi) telah berhasil mempengaruhi minat baca masyarakat. Perilaku membaca juga ikut berubah seirama dengan media audio visual yang benar-benar menarik. Pernah dikhawatirkan sejumlah pakar dan praktisi perbukuan bahwa buku akan samasekali kehilangan peran karena perubahan perilaku pembaca yang lebih memilih memanfaatkan kemudahan akses melalui bentuk elektronik seperti ebook ketimbang buku dalam bentuk fisik. Memang, pembaca produk-produk layanan elektronik terus meningkat dan pada saat yang sama buku dalam bentuk fisik masih terus diminati. Terbukti dengan masih sangat diminatinya koran dan buku meskipun di sisi lain pelanggan koran elektronik dan buku elektronik terus meningkat tajam. Hal ini menegaskan bahwa eksistensi buku dan koran dalam edisi cetak tetap mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia.
Menurut Sulistyo (1991)perpustakaan diartikan sebagai sebuah ruangan, atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual. Manfaat perpustakaan sangat di sekolah adalah:

1.Untuk melengkapi bahan sumber belajara bagi siswa
2.Untuk menumbuh kembangkan minat siswa dalam membaca.
3.Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam belajar
4.Untuk memfasislitasi siswa yang tidak mampu membeli buku, sehingga   perpustakaan dapat membantu mereka.

2.3 Perpustakaan Sebagai Pusat Sumber Belajar
Upaya untuk menghidupkan dan mengembangkan perpustakaan sangat dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Tidak hanya tugas pengurus/anggota perpustakaan dan institusi terkait, melainkan kita semua karna intinya usaha bersama menjaga atau mengembangkan ilmu pengetahuan. Serta merevisi atau mengkaji ulang tujuan dari perpustakaan, untuk mengintensifkan perpustakaan menjadi pusat sumber belajar.
Untuk itu, perpustakaan perlu memiliki atau memberikan pelayanan yang prima dan terbaik dalam penyediaan dan pelayanan informasi dalam menunjang tugas pokok dan fungsi lembaga induknya. Artinya memberikan pelayanan prima, yaitu suatu sikap atau cara pustakawan dalam melayani penggunanya dengan prinsip people based service (layanan berbasis pengguna) dan service excellence (layanan unggul). Semua ini untuk memuaskan pengguna, meningkatkan loyalitas pengguna, serta meningkatkan jumlah pengguna.
Bukan hanya pemimpin tetapi semua pengelola atau pegawai perpustakaan harus berani menampilkan “wajah baru” atau “gerakan baru” dalam arti berani melakukan terobosan baru dan paradigma baru yaitu dapat mengubah persepsi masyarakat/akademis dari perpustakaan identik dengan buku menjadi perpustakaan identik dengan informasi.Ketergantungan pada seorang pemimpin perlu ditinggalkan dan bergerak menciptakan kreatifitas atau inovasi yang sistematis. Pimpinan pusat (lembaga) tentunya membuka pintu yang lebar kepada semua bawahannya untuk menentukan kebijakan dalam menciptakan keratifitas untuk mengembangkan dan meningkatkan perpustakaan.
Upaya selanjutnya bagaimana pengelola menjalin hubungan dengan semua pihak atau institusi melakukan kerja sama yang saling menguntungkan untuk meningkatkan dan mengembangkan perpustakaan. Hubungan dengan siswa juga perlu ditingkatkan, misalnya membuka perpustakaan keliling, pelatihan penulisan karya ilmiah, kegiatan kompetisi dalam sekolah (lomba synopsis, artikel, opini dll). Hal ini untuk meningkatkan minat baca siswa dan meningkatkan perestasi siswa.





2.4 Faktor-Faktor Pendudkung
1. Teknologi Informasi
Teknologi informasi merupakan satu hal yang tidak bias dihindarkan akan masuk kedalam proses perkembangan perpustakaan. Hal ini terutama difokuskan pada teknologi yang memberikan kesempatan kepada pengguna untuk memperoleh informasi lebih luas, cepat, tepat dan up to date, misalkan melalui fasilitas Internet, Database Online, Media Compact Disk, dan sebagainya.
2. Pemasaran atau Promosi
Pemasaran atau promosi adalah hal penting yang perlu diajukan dalam sebuah perpustakaan khusus. Promosi bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi antara perpustakaan dan siswa yang terdapat dalam instansi sekolah tersebut. Karena salah satu keberhasilan sebuah perpustakaan adalah dapat dilihat dari tingkat kunjungan siswa dan pemanfaatan informasi (koleksi) oleh peserta sebagai pengguna perpustakaan. Untuk menyiasati kondisi perpustakaan agar menjadi perpustakaan yang ideal (setidaknya nyaman untuk menjadi tempat belajar siswa) harus terpenuhinya berbagai sarana dan prasar







BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perpustakaan bukan hanya pelengkapan sarana di sekolah tetapi untuk mendukung sebagai sumber belajar, sehingga dapat dimanfaatkan oleh siswa. Setiap perpustakaan harus dapat memberikan pelayanan yang prima dan terbaik. Dalam pengelolaan dapat menjalin hubungan dengan semua pihak atau guru dengan melakukan kerja sama yang saling menguntungkan untuk meningkatkan dan mengembangkan perpustakaan. Membuat hubungan dengan siswa yang ada di sekitar perpustakaan sekolah tersebut. Sehingga perpusatakaan sekolah bisa dimanfaatkan dengan baik oleh siswa.
3.2 Saran
Untuk meningkatkan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar maka perpustakaan harus dapat melakasanakan tugasnya sesuai dengan fungsi perpustakaan sebagai pusat sumber belajar. Perpusatakaan dapat mengikuti perkembangan zaman yang ada serta memperbanyak sumber referensi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.







DAFTAR PUSTAKA
Arif Wicaksono (20080 Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Budhiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : PT Rineka Cipta Mudhoffir. (1986). Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Muhtadi, Ali. 2005 managemen Sumber Belajar ‘Buku Pegangan Kuliah ‘ Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Wirojoedo, Soebijanto. 1986 Perencanaan Pendidikan ‘ Buku Pegangan Kuliah ‘. Yogyakarta : CV. Kaliwangi.
Pujiriyanto. 2005. Otomatis Perpustakaan. Yogyakarta : FIP UNY Seels, Barbara B & Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran : definisi dan  kawasannya (terjemahan oleh Yusuf Hadimiarso, dkk). Jakarta : Unit Percetakan    Universitas Negeri Yogyakarta.




0 comments:

Posting Komentar

Langganan Artikel

Change Language

Asynchronous code , is the best solution for speed because the counter code will be loaded into a separate thread by visitors, is based on HTML 4.0 standard, will not slow down your website even if loaded at the top of the page (suggested for this code). If the counter is visible, it will load the counter code inside the div id->"histats_counter" provided with the code.

Special Keywords

Perjalanan Ini Memang Sungguh Melelahkan,Entah Sampai Kapan Perjalanan Ini akan Usai... i hope i'll found my heart
Iklan Gratis - Iklanhouse.com Web Iklan Baris Gratis Online

Random Posts

Recent Comments

    TV Streaming Indonesia

     
    Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code