Selasa, 30 Maret 2010
Senin, 29 Maret 2010
Pertanyaan Umum Blogger
2.Bagaimana cara membuat blog Blogger?
3.Bagaimana cara mengirim ke blog saya?
4.Bagaimana cara mengirim gambar?
5.Saya tidak dapat login. Apa yang harus saya lakukan?
6.Bagaimana cara menghapus blog?
7.Bagaimana cara membatalkan account saya?
8.Dapatkah saya memiliki blog yang menerima posting dari beberapa orang?
9.Bagaimana menambahkan foto ke profil saya?
10.Bagaimana cara menyapkan koneksi FTP (atau sFTP) ke host web eksternal?
11.Bagaimana cara menggunakan domain kustom pada blog saya?
12.Bagaimana Cara Kerja Blogger Mobile ?
13.Bagaimana cara memberi label ke posting saya?
14.Bagaimana cara menempatkan Adsense di dalam blog saya?
15.Bagaimana mengaktifkan feed situs untuk blog saya?
16.Apakah tombol "Tandai" itu?
17.Bagaimana menengahi komentar di blog saya?
18.Bagaimana cara Menggunakan fitur Tataletak Blogger?
19.Mengapa saya dihadapkan pada verifikasi kata di dalam formulir posting saya?
20.Mengapa blog saya tidak aktif?
21.Apakah saya bisa menggunakan cara pintas keyboard saat mengirim?
22.Bagaimana cara menggunakan fitur transliterasi?
23.Bagaimana cara menggunakan editor post Blogger?
24.Di mana dapat membeli nama domain kustom untuk blog saya?
25.Bagaimana cara mengubah format tanggal yang ditampilkan pada blog saya?
26.Apakah template posting itu?
27.Apakah yang disebut dengan backlink dan bagaimana cara menggunakannya?
28.Apa saja opsi verifikasi kata?
29.Dapatkah saya mengedit HTML dari tataletak blog?
30.Di manakah judul blog saya akan terlihat?
31.Apakah URL itu?
32.Apa tugas dari pengaturan "daftar"?
33.Apa tugas dari pengaturan penyandian?
34.Apakah Server FTP itu?
35.Apakah lintasan FTP itu?
36.Apakah perbedaan antara publikasi ulang indeks dan publikasi ulang keseluruhan blog?
Minggu, 28 Maret 2010
I use keyboard shortcuts while posting
- control + b = Bold
- control + i = Italic
- control + l = Blockquote (when in HTML-mode only)
- control + z = Undo
- control + y = Redo
- control + shift + a = Link
- control + shift + p = Preview
- control + d = Save as Draft
- control + p = Publish Post
- control + s = Autosave and keep editing
- control + g = Indic transliteration
Sabtu, 27 Maret 2010
beberapa tugas pun sudah ada yang dibebankan kepada mahasiswa....
diantaranya tugas K.N merangkum materi modul 1 yang terdiri atas beberapa kegiatan dikerjakan oleh 4 kelompok....
tiap tiap kelompok mengerjakan tugas merangkum materi yang tertera pada masing masing kegiatan...
dikelasku ada 4 kelompok..
kelompok 1 : 9 orang
kelompok 2 : 9 orang
kelompok 3 : 6 orang dan
kelompok 4 : 6 orang
Selasa, 23 Maret 2010
tugas-tugas kepustakawanan
b. Pengolahan dan pengelolaan sumber informasi
c. Pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi (karya cetak, karya rekam,
dan multi media)
d. Pengkajian untuk pengembangan perpustakaan, dokumentasi, dan
informasi.
e. Pengembangan profesi
syarat pustakawan mejadi suatu profesi
Sebagai tenaga profesional yang diperoleh melalui pendidikan dan keahlian tertentu, seorang pustakawan harus memenuhi beberapa persyaratan agar dapat menjadi suatu profesi.
1memiliki badan tubuh pengetahuan teoretis yang membentuk dasar inteletual profesi. :yaitu memiliki suatu keyakinan yang kuat dan komitmen terhadap tugasnya.
2. memberikan otonomi :yaitusuatu kebebasan untuk mengatur tugas dan kewajiban sebagai pustakawan sesuai prosedur yang berlaku.
3. melakukan kontrol atas perilaku praktisi melalui lisensi dan kde etik.: menjga kejujuran
4. memiliki tujuan dominan berupa mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan sendiri.: dengan mempehatikan dan melaani pembaca dengan tanpa memikirkan keuntunan sendiri
5. memiliki monopoli atas praktek profesi: menguasai bidang ang di jalani sesuai bidangnya
6. Memiliki asosiasi profesional: punya apa yang disebut dengan jiwa untuk melayani orang lain
7. didiplin diri dalam bekerja
8.ulet dan teliti
dapatkan info2 buku produk ut di
Senin, 22 Maret 2010
Pengertian dan Tujuan Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi disediakan untuk mengantisipasi pemakai yang menginginkan untuk membaca bahan pustaka yang diminati di rumah karena tidak semua pemakai perpustakaan suka atau memiliki waktu untuk membaca di perpustakaan. Selain untuk memfasilitasi pemakai yang membutuhkan bahan pustaka untuk dibaca di rumah, layanan ini juga ditujukan untuk meningkatkan keterpakaian bahan pustaka secara optimal.
Tujuan layanan kegiatan sirkulasi adalah:
a. Agar pemakai dapat memanfaatkan koleksi seoptimal mungkin.
b. Diketahuinya anggota yang meminjam koleksi tertentu dan waktu pengembaliannya. Hal ini memudahkan penelusuran bahan pustaka tersebut bila dibutuhkan oleh pemakai lainnya.
c. Terjaganya keamanan bahan pustaka. Meski sedang dipinjam, tetapi dapat diketahui siapa yang meminjam dan kapan batas waktu pengembalian.
d. Diketahuinya tingkat keterpakaian koleksi yang dimiliki perpustakaan.
Untuk melancarkan kegiatan pada bagian sirkulasi, perlu dibuatkan buku petunjuk sebagai pedoman bagi petugas bagian sirkulasi dan anggota perpustakaan yang hendak meminjam bahan pustaka. Buku petunjuk tersebut hendaknya memuat keterangan-keterangan sbb:
1. Peraturan penggunaan bahan pustaka
2. Jenis-jenis bahan pustaka yang boleh dipinjam.
3. Keterangan mengenai tanda/ kode koleksi.
4. Jangka waktu peminjaman, besaran denda bila terlambat dalam mengembalikan pengembalian dan sanksi.
5. Prosedur peminjaman.
Terdapat berbagai macam sistem sirkulasi yang dapat diterapkan di perpustakaan besar maupun kecil. Banyaknya sistem tersebut menunjukan adanya dinamika dan perkembangan sistem sirkulasi itu sendiri. Dari waktu ke waktu sistem sirkulasi diperbaiki untuk menjawab layanan perpustakaan yang lebih efisien dengan tetap memperhatikan aspek tertib administrasi layanan. Adapun beberapa sistem sirkulasi tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Sistem buku/ kartu besar
2. Sistem sulih
3. Sistem formulir tak berkarbon/NCR (No Required Carbon)
4. Sistem BIC (Book Issue card)
5. Sistem ’token charging’
6. Sistem Browne
7. Sistem Islington (variasi Browne)
8. Sistem Newark
9. Sistem kartu tebuk
10. Sistem Terkomputerisasi
DASAR-DASAR LAYANAN PERPUSTAKAAN
Pada prinsipnya semua kegiatan yang dilakukan di perpustakaan ditujukan untuk pemakai perpustakaan. Kegiatan perpustakaan merupakan kegiatan layanan atau jasa, yang dapat dikelompokkan ke dalam 2 (dua) kelompok layanan, yaitu layanan teknis dan layanan pemakai. Yang dimaksud dengan layanan teknis, adalah kegiatan back office perpustakaan, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan persiapan penyajian bahan pustaka pada pemakai, seperti kegiatan pengadaan dan pengolahan bahan pustaka.
Setelah bahan pustaka selesai diolah maka bahan pustaka siap disajikan kepada pemakai, agar dapat digunakan baik untuk dibaca ditempat, dipinjam, difotokopi atau sebagai informasi rujukan. Dalam hal ini yang menanganinya adalah kegiatan layanan pemakai atau layanan front office perpustakaan, yaitu layanan yang berhubungan langsung dengan pemakai (selanjutnya disebut layanan perpustakaan).
Hakikat Layanan Perpustak
Hakikat layanan perpustakaan adalah pemberian layanan informasi kepada pemakai perpustakaan yang berkaitan dengan:
1. penyediaan segala bentuk bahan pustaka yang dibutuhkan pemakai, baik untuk digunakan di perpustakaan atau di luar perpustakaan;
2. penyediaan berbagai sarana penelusuran informasi yang dapat merujuk pada keberadaan bahan pustaka yang dibutuhkan pemakai, baik yang dimiliki perpustakaan atau di luar perpustakaan.
Tujuan Layanan Perpustakaan
Berpijak pada hakikat layanan perpustakaan di atas, dengan berorientasi kepada pemakai maka layanan perpustakaan diselenggarakan dengan tujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan informasi pemakai secara tepat dan akurat, yaitu melalui penyediaan bahan pustaka dan penyediaan sarana penelusurannya. Dari usaha ini diharapkan kepuasan pemakai atas layanan informasi yang diberikan dapat tercapai. Hal inilah yang dapat menentukan citra baik buruknya perpustakaan, yaitu kepuasan pemakai atas layanan perpustakaan. Karena apabila pemakai merasa puas maka pemakai akan terdorong untuk kembali menggunakan jasa perpustakaan tersebut.
Sedangkan dari sisi kepentingan perpustakaan maka tujuan diselenggarakan layanan perpustakaan pada umumnya adalah agar bahan pustaka yang disediakan perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pemakai. Sangat tidak berarti apabila bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan ditata dengan rapi di perpustakaan ternyata tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pemakai. Pemanfaatan bahan pustaka secara maksimal dapat tercapai apabila perpustakaan dikelola secara baik dan benar, menyelenggarakan layanan bahan pustaka, kegiatan penyebaran informasi, ditunjang dengan kegiatan promosi perpustakaan serta penciptaan lingkungan yang dapat menumbuhkan peningkatan minat baca.
Fungsi Layanan Perpustakaan
Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi kegiatan layanan perpustakaan adalah sebagai jembatan antara bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan dengan pemakai yang membutuhkannya guna mengoptimalisasikan pemanfaatan bahan pustaka/ sumber informasi yang ada. Masing-masing jenis perpustakaan memiliki tujuan penyelenggaraan yang berbeda, demikian pula fungsi layanan perpustakaan. Karena fungsi perpustakaan mendukung tujuan yang telah ditetapkan oleh masing-masing perpustakaan. Beberapa fungsi dari penyelenggaraan layanan perpustakaan, antara lain sebagai berikut:
1. Fungsi rekreasi
2. Fungsi informasi dan penelitian
3. Fungsi pendidikan
4. Fungsi kebudayaan
5. Fungsi deposit dan pelestarian.
Fungsi-fungsi perpustakaan di atas tidak terdapat pada semua jenis perpustakaan. Hal ini, seperti telah disinggung diatas, dikarenakan masing-masing perpustakaan memiliki tujuan dan sasaran pemakai yang berbeda. Bila di lihat dari cakupan koleksinya, Perpustakaan yang memiliki hampir semua fungsi tersebut adalah perpustakaan umum. Karena perpustakaan umum memiliki jenis koleksi yang paling beragam dan sasaran pemakai yang bersifat umum.
Untuk berfungsi sebagai sarana rekreasi maka perpustakaan dapat menyediakan bahan pustaka dan layanan yang dapat menghibur pemakai, seperti buku cerita, komik, novel, audio visual, layanan story telling, dan sebagainya.
Dalam fungsi informasi dan penelitian maka perpustakaan dapat menyediakan berbagai macam bahan pustaka yang dapat memenuhi kebutuhan informasi pemakai. Perpustakaan juga dapat menyediakan layanan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan informasi dan penelitian seperti layanan referens, penelusuran literatur, current content, paket informasi, SDI (Selective Dissemination of Information), dan sebagainya.
Dalam fungsi pendidikan maka perpustakaan dapat menyediakan berbagai macam bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum dan yang mendukung mata pelajaran/ kuliah (untuk perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi) serta bahan-bahan pustaka umum yang memuat informasi teknis dan praktis. Misalnya buku mengenai cara bercocok tanam, beternak unggas, membuat biogas, dan sebagainya. Dengan mengemban fungsi ini, perpustakaan dapat membantu pemerintah dalam memberantas buta huruf dan menaikkan taraf hidup masyarakat dengan menyediakan bahan-bahan pustaka yang dapat membuat peluang usaha bagi pemakai. Karena itulah maka perpustakaan sering dikatakan sebagai sarana belajar seumur hidup.
Fungsi kebudayaan dari penyelenggaraan perpustakaan, yaitu dengan menyediakan bahan-bahan pustaka yang mengandung nilai-nilai budaya. Hal ini dapat menjadikan masyarakat dapat lebih memahami dan mencintai kebudayaan daerah Indonesia, di samping mengetahui juga berbagai macam kebudayaan dari negara lain.
Fungsi deposit dan pelestarian bahan pustaka biasanya dijalankan oleh Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Umum Daerah, Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Perpustakaan khusus. Dalam melaksanakan fungsi deposit dan pelestarian bahan pustaka, Perpustakaan Nasional melakukan beberapa kegiatan, diantaranya: a) mengumpulkan seluruh terbitan dari negara yang bersangkutan (terdapat Undang-undang Wajib Serah Simpan Karya Cetak); b) mengumpulkan terbitan dari negara lain mengenai negara yang bersangkutan; c) menyusun bibliografi nasional.
Jenis-jenis Layanan Pemakai
Jjenis-jenis layanan pemakai perpustakaan, antara lain sebagai berikut:
a. Layanan Ruang Baca
b. Layanan Sirkulasi Bahan Pustaka
c. Layanan Referens
d. Layanan Akses Internet
e. Layanan Koleksi Audio Visual
f. Layanan Fotokopi
g. Layanan Penelusuran Literatur
h. Layanan Pendidikan Pemakai
i. Layanan Informasi Kilat (Current Awareness Services)
j. Layanan Penyebaran Informasi Terseleksi (Selected Dissemination of Information)
k. Layanan Pembuatan Paket Informasi
l. Layanan peminjaman antar perpustakaan (interlibrary loan services)
m. Layanan penerjemahan
n. Layanan kelompok pembaca khusus (anak, remaja, manula)
o. Layanan perpustakaan keliling
dan lain-lain.
Sistem Layanan Perpustakaan
Ada 2 (dua) macam sistem layanan yang biasa digunakan di perpustakaan, yaitu sistem sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup. Pengelompokkan ini didasarkan pada kebebasan yang diberikan perpustakaan kepada pemakai dalam menemukan bahan pustaka yang ada di perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pemakai.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menerapkan sistem layanan terbuka atau sistem layanan tertutup, yaitu antara lain:
a. Pertimbangan mengenai keselamatan koleksi;
b. Pertimbangan jenis koleksi dan sifat rentan koleksi. Untuk koleksi audio visual, mikro dan koleksi khusus biasanya diterapkan sistem layanan tertutup;
c. Perbandingan antara jumlah staf, jumlah koleksi, dan jumlah pemakai;
d. Luas gedung perpustakaan;
e. Perbandingan antara jam layanan dan jumlah staf perpustakaan.
Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang membatasi pemakai untuk melakukan browsing ke jajaran koleksi atau rak penyimpanan bahan pustaka. Dalam sistem ini petugas selalu membantu pemakai dalam mengambil bahan pustaka yang dibutuhkan. Sedangkan dalam sistem layanan terbuka, pemakai diberi kebebasan untuk langsung melakukan browsing sendiri ke jajaran koleksi.
Kelebihan dari sistem layanan tertutup adalah sebagai berikut:
a. jajaran koleksi akan lebih terjaga kerapihannya.
b. kemungkinan terjadinya kehilangan atau kerusakan bahan pustaka lebih kecil.
c. ruangan yang dibutuhkan untuk jajaran koleksi tidak terlalu luas.
d. Sangat sesuai untuk koleksi yang rentan terhadap kerusakan atau bersifat khusus.
Sedangkan kelemahan dari sistem layanan tertutup, antara lain sebagai berikut:
a. pemakai hanya dapat membayangkan fisik dan isi bahan pustaka sesuai dengan keterangan yang tercantum pada katalog;
b. pemakai agak sulit untuk mencari alternatif lain bila dokumen yang diperlukan ternyata tidak sesuai dengan yang dibutuhkan;
c. diperlukan petugas layanan lebih banyak.
d. bila petugas terbatas, sedangkan permintaan cukup banyak maka waktu yang diperlukan pemakai untuk menunggu jadi lebih lama.
Kelebihan dari sistem layanan terbuka, antara lain yaitu:
a. pemakai bebas memilih bahan pustaka yang dibutuhkan langsung pada jajaran koleksi.
b. pemakai dapat menemukan koleksi lain yang sesuai atau menarik minat langsung pada jajaran koleksi sehingga dapat meningkatkan minat baca pemakai.
c. pemakai dapat langsung mencari alternatif lain dengan subjek yang sama pada jajaran koleksi secara cepat.
e. tidak memerlukan petugas yang banyak untuk melayani pengambilan koleksi.
Sedangkan kelemahan dari sistem layanan terbuka, antara lain sebagai berikut:
a. susunan jajaran koleksi menjadi sulit teratur;
b. Kemungkinan bahan pustaka hilang lebih tinggi.
c. Terjadi kerusakan koleksi.
Peraturan dan Tata Tertib Perpustakaan
Untuk menunjang kelancaran dan keteraturan pelaksanaan kegiatan layanan perpustakaan perlu diterapkan peraturan dan tata tertib yang wajib dipatuhi oleh seluruh pemakai perpustakaan dan dijadikan pegangan bagi petugas bagian pelayanan. Peraturan dan tata tertib penggunaan perpustakaan ditetapkan oleh pimpinan perpustakaan yang bersangkutan, dan dikomunikasikan sedemikian rupa sehingga dapat diketahui oleh pemakai dan petugas perpustakaan. Peraturan dan tata tertib tersebut harus dibuat secara singkat, jelas dan sederhana sehingga mudah dimengerti oleh semua pemakai perpustakaan.
Beberapa masalah yang harus dicakup dalam peraturan dan tata tertib tersebut, antara lain:
1. Etika di perpustakaan
2. Keanggotaan perpustakaan
3. Bahan pustaka yang tersedia dan bahan pustaka yang dapat dipinjamkan.
4. Sistem penyelenggaraan perpustakaan, meliputi: peraturan peminjaman, dan peraturan penggunaan fasilitas.
5. Waktu pelayanan dan jam buka perpustakaan.
6. Sanksi dan hukuman bila melanggar peraturan.
Peraturan dan tata tertib yang telah dibuat harus dumumkan agar dapat diketahui oleh seluruh pemakai perpustakaan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menempelkan pengumuman mengenai peraturan dan tata tertib tersebut pada papan pengumuman, membagikan lembar pengumuman kepada setiap pemakai yang mendaftar sebagai anggota perpustakaan baru.
Di bagian pelayanan, pengumuman ini dapat ditempel permanen di papan pengumuman dekat pintu masuk ruang pelayanan agar dapat segera diketahui oleh setiap pemakai yang memasuki ruang perpustakaan. Khusus untuk peraturan mengenai pemanfaatan fasilitas atau koleksi khusus maka pengumuman sebaiknya diletakkan dekat pintu masuk ruang layanan tersebut, misalnya peraturan dan atau prosedur layanan koleksi Audio Visual harus diletakkan di dekat pintu masuk Ruang Baca Audio Visual.
Adapun larangan-larangan yang dapat diterapkan antara lain:
1. Merokok, makan dan minum di ruang perpustakaan;
2. Membuat gaduh, berbicara keras, bersenda gurau sehingga mengganggu ketenangan pemakai perpustakaan lainnya.
3. Merusak dan atau mencorat-coret bahan pustaka dan fasilitas perpustakaan.
4. Meletakkan buku sembarangan langsung ke jajaran koleksi.
5. Membawa bahan pustaka ke luar perpustakaan tanpa melalui proses peminjaman.
6. membuang sampah sembarangan.
7. terlambat mengembalikan bahan pustaka yang dipinjam.
Pemakai perpustakaan yang melanggar aturan dan larangan tersebut harus diberi sanksi atau hukuman yang jelas yang bersifat mendidik, misalnya:
- anggota perpustakaan yang terlambat mengembalikan pinjaman buku dapat dikenakan denda per hari Rp. 500,-
- pemakai yang merusak bahan pustaka atau fasilitas perpustakaan harus dapat memperbaikinya atau mengganti dengan yang baru.
- Anggota perpustakaan yang menghilangkan bahan pustaka yang dipinjamnya harus mengganti bahan pustaka tersebut dengan judul yang sama atau hampir sama
- Pemakai perpustakaan yang kedapatan membawa bahan pustaka ke luar perpustakaan tanpa melalui proses administratif dapat dicabut haknya sebagai anggota atau masuk dalam daftar hitam (black list) sehingga tidak dapat menggunakan fasilitas perpustakaan lagi di kemudian hari.
Sanksi-sanksi di atas harus dapat diterapkan kepada seluruh pemakai perpustakaan tanpa pandang bulu, misalnya diberikan keringanan atau malah diloloskan dari sanksi karena yang bersangkutan adalah anak kepala perpustakaan tersebut, atau anak kepala sekolah, atau anak pejabat, dan sebagainya.
Untuk beberapa perpustakaan, seperti perpustakan perguruan tinggi, perpustakaan sekolah, dan atau perpustakaan khusus, yang anggota perpustakaannya merupakan sivitas akademika, para siswa dan atau pegawai yang terlibat dalam kegiatan organisasi maka apabila anggota perpustakaan akan mengakhiri keanggotaanya, perlu dikeluarkan surat keterangan bebas pinjam bahan pustaka. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh kepastian bahwa anggota tersebut tidak sedang meminjam bahan pustaka yang akan menyulitkan penagihan bila anggota tersebut telah keluar atau tidak menjadi anggota perpustakaan lagi.
Untuk itu diperlukan kerjasama dengan bagian lain yang terkait dalam organisasi. Misalnya: bila mahasiswa telah lulus kuliah, maka ketika mahasiswa akan mengambil ijasah, mahasiswa tersebut diwajibkan untuk mendapatkan Surat Keterangan Bebas Pinjam Bahan Pustaka yang dkeluarkan oleh perpustakaan. Atau bila ada pegawai yang akan keluar, maka bagian kepegawaian mewajibkan pegawai tersebut untuk memperoleh Surat Keterangan Bebas Pinjam Bahan Pustaka yang dkeluarkan oleh Perpustakaan atau langsung kerjasama antara bagian Kepegawaian dengan Perpustakaan tanpa melibatkan pegawai yang bersangkutan.
Pelayanan Bahan Pustaka (PUST2135)
Hallo mahasiswa UT dimanapun Anda berada. Selamat bergabung dalam tutorial Pelayanan Bahan Pustaka (PUST2235). Delapan inisiai berturut- turut dapat Anda peroleh melalui forum ini.
Pada Inisiasi 1, kita akan membahas tentang Dasar-dasar layanan Perpustakaan.
Ada 3 tugas yang dapat Anda kerjakan, yaitu pada inisiasi 3, 5 dan 7.
Apabila Anda aktif dalam kegiatan tutorial ini dan mengerjakan tugas-tugas tersebut, ada kontribusi nilai sebesar 15 % terhadap UAS nantinya.
Selamat belajar, semoga sukses.
Hubungan Antarketerampilan Berbahasa
Empat keterampilan berbahasa baik lisan (menyimak dan berbicara) maupun tulis (membaca dan menulis) memiliki keterkaitan yang sangat erat. Satu keterampilan akan mendukung keterampilan yang lainnya. Hubungan antarragam bahasa (ragam lisan atau ragam tulis) lebih erat dibandingkan hubungan keterampilan antarsifat (reseptif atau produktif). Contohnya menyimak dengan berbicara lebih erat dibandingkan hubungan menyimak dan membaca atau menulis. Hubungan keterampilan pada ragam yang sama dapat disebut hubungan langsung, sedangkan hubungan keterampilan pada sifat yang berbeda hubungannya adalah tidak langsung.
Perhatikan tabel berikut ini.masuk
Keterampilan Berbahasa | Sifat | |
Lisan | Tulis | |
Menyimak | Membaca | Reseptif |
Berbicara | Menulis | Produktif |
Saudara melalui tabel ini kita kaji hubungan antarketerampilan berbahasa. Kita lihat hubungan ini dari segi ragam. Pada ragam lisan, yaitu menyimak dan berbicara berada pada ruang yang sama. Dalam kegiatan berbahasa lisan secara tatap muka, penyimak dan pembicara dapat bertukar atau berganti peran. Penyimak bertukar peran menjadi pembicara dan sebaliknya, pembicara menjadi penyimak. Pergantian peran ini biasanya terjadi pada kegiatan tanya jawab, saling memberi masukan atau interaktif.
Pengetahuan yang diperoleh seseorang melalui menyimak dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuannya berbicara. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi pembicara yang baik, orang harus memiliki keterampilan menyimak yang baik.
Sebagaimana menyimak dan berbicara, keterampilan membaca dan menulis juga dapat berganti peran. Ketika Anda menerima surat, Anda membacanya. Anda menjadi pembaca. Ketika Anda menulis surat balasan maka Anda menjadi penulis.
Pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui membaca dapat digunakan untuk memperoleh atau meningkatkan keterampilan menulis. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi penulis yang baik, orang harus memiliki keterampilan membaca yang baik.
Keterampilan berbahasa yang memiliki sifat sama pasti memiliki hubungan yang erat. Keterampilan menyimak dan membaca keduanya bersifat reseptif. Pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui kegiatan menyimak akan menjadi skemata yang akan membantunya ketika memahami isi bacaan, demikian pula sebaliknya; pengetahuan yang diperoleh dari bacaan atau hasil membaca akan menjadi skemata yang akan membantu dalam memahami isi simakan. Artinya, kedua keterampilan berbahasa reseptif ini selalu saling mendukung. Dapat disimpulkan bahwa, seseorang yang terampil membaca juga terampil menyimak atau sebaliknya.
Antarketerampilan berbahasa produktif juga memiliki hubungan yang erat. Seorang penyaji seminar selain pintar berbicara ketika mempresentasikan makalahnya juga pandai menulis bahan seminar.
Peran dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam IPTEK dan IPTAK
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk kepentingan nasional kita. Bahasa adalah kunci untuk membuka khasanah pengetahuan. Dalam buku ilmu pengetahuan terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi dari berbagai disiplin ilmu. Dengan bahasalah, kita dapat menguasai ilmu tersebut.
Seperti kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan di Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan di negara-negara maju seperti Negara-negara di Eropa dan Amerika. Perkembangan bahasa Inggris seimbang dengan ilmu pengetahuannya. Hal tersebut karena buku-buku yang dipergunakan untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi berbahasa Inggris. Keadaan tersebut tidak sebaik pada bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia selalu ketinggalan, perkembangannya tak selaju perkembangan budaya bangsanya. Oleh sebab itu, walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan.
Upaya apa yang harus kita lakukan untuk menjawab tantangan tersebut. Pertama kita harus membiasakan sikap ilmiah dengan cara melengkapi buku-buku ilmiah sebagai salah satu syarat. Menurut Halim (dalam Bakry, 1981:179) kesalahan tersebut bukan karena ketidakmampuan bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan, tetapi karena kekurangan bahasa Indonesia dalam hal peristilahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekarang ini Pusat Bahasa masih memberlakukan upaya untuk menciptakan istilah-istilah baru untuk bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Usaha lain yang harus dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan cara harus menerjemahkan semua buku ilmu pengetahuan di dunia ini ke dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya informasi ilmiah pengetahuan yang berarti meningkatkan mutu bahasa Indonesia sebagai bahasa Ilmiah.
B. Bahasa Indonesia dalam Kegiatan Keagamaan
Bahasa Indonesia banyak dipergunakan dalam aktivitas keagamaan sebagai alat/sarana komunikasi untuk menginformasikan pesan-pesan keagamaan kepada masyarakat. Hal tersebut sudah terjadi sejak negara maritim Sriwijaya yang beribu kota di Sumatra pernah menjadi pusat pengajian dan penyiaran agama Budha.
Begitu pula dengan agama Islam ketika masuk ke wilayah Asia Tenggara. Bahasa Melayu ikut memegang peranan penting untuk penyebarannya agama ke daerah-daerah yang jauh. Demikian pula dengan bangsa Portugis, bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Indonesia, dalam usaha perdagangan dan misinya menyebarkan agama di Kepulauan Maluku, juga menggunakan bahasa Melayu bukan bahasa Portugis dan bukan pula bahasa setempat sebagai bahasa pengantar.
Bahasa Indonesia dapat disebutkan kegiatan keagamaan yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi juga sudah ada sejak lama sekali. Adanya mantra-mantra yang sampai sekarang menunjukkan bukti kegiatan itu. Para ahli berpendapat bahwa mantra-mantra itu sudah ada sejak sebelum agama Islam datang ke Indonesia, bahkan sebelum agama Hindu dan Budha. Mantra-mantra itu diajarkan oleh guru kepada murid, oleh generasi yang satu kepada generasi berikutnya. Semua itu masih serba lisan sebab pada saat itu tulisan belum dikenal. Ini membuktikan bahwa saat itu bahasa Indonesia dipakai sebagai sarana komunikasi keagamaan.